Tanda-Tanda Imposter Syndrome
1. Sering meragukan kemampuan diri sendiri
2. Sering mengaitkan kesuksesan dan pencapaian dengan faktor eksternal
3. Tidak mampu menilai kompetensi dan keterampilan diri secara objektif
4. Merasa takut akan gagal suatu hari nanti
5. Merasa kecewa hingga frustrasi ketika tidak mampu memenuhi standar yang ditetapkan sendiri
Orang yang mengalami imposter syndrome cenderung memotivasi dirinya untuk terus bekerja keras, bahkan terkadang lebih dari yang diperlukan. Namun, hal ini dilakukan semata-mata agar ia merasa aman dan tidak ada orang yang tahu bahwa dirinya adalah seorang penipu.
Penyebab Imposter Syndrome
1. Pola asuh orang tua yang sangat mengutamakan prestasi dan pencapaian
2. Lingkungan yang kompetitif
3. Sifat perfeksionis
4. Peran baru, misalnya sebagai mahasiswa atau pekerja
Cara Menghadapi Imposter Syndrome
Walau bukan salah satu jenis gangguan mental, imposter syndrome yang dibiarkan berlarut-larut bisa menyebabkan gangguan kecemasan hingga depresi. Untuk menghindari hal tersebut, ada beberapa cara yang bisa dilakukan guna menghadapi imposter syndrome, yaitu:
1. Akui Perasaan Anda. Langkah pertama untuk menghadapi imposter syndrome adalah dengan menyadari dan mengakui apa yang Anda rasakan. Anda bisa mulai dengan menuliskan perasaan Anda pada buku catatan. Cobalah untuk menuliskan semua keraguan dan perasaan tidak mampu yang Anda rasakan secara spesifik, beserta alasan di baliknya. Hal ini bisa membantu Anda menyadari bahwa mungkin keraguan Anda sebenarnya tidak berdasar dan Anda tidak perlu terlalu khawatir akan hal tersebut.
2. Lawan Pikiran Negatif. Setiap kali pikiran negatif Anda muncul, cobalah untuk melawan pikiran tersebut dengan positive self-talk, misalnya dengan mengatakan usaha apa yang sudah Anda lakukan untuk mencapai kesuksesan Anda saat ini. Ini bermanfaat untuk menetralkan pikiran-pikiran negatif yang mengganggu Anda selama ini.
3. Bicarakan Perasaan Anda. Selain menuliskannya, Anda juga bisa coba melegakan perasaan Anda dengan bercerita kepada orang-orang yang Anda percaya, seperti sahabat, keluarga, atau kolega. Mereka mungkin bisa berbagi pengalaman yang serupa atau memberikan Anda sudut pandang yang lebih positif dalam melihat diri sendiri.
4. Kenali Kekuatan dan Kelemahan Diri. Mengenal kekuatan dan kelemahan diri sendiri juga bisa membantu Anda menghadapi imposter syndrome. Setelah memahami kekuatan dan kelemahan diri Anda lebih dalam, coba temukan cara untuk mengembangkan kekuatan tersebut dan mengatasi kelemahan Anda. Dengan begitu, Anda tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk khawatir bahwa Anda tidak memenuhi kualifikasi untuk suatu tugas atau peran tertentu.
5. Akui dan Nikmati Kesuksesan Anda. Imposter syndrome juga bisa dilawan dengan hal ini. Jadi, setiap kali Anda berhasil meraih kesuksesan, biasakanlah untuk mengakui bahwa kesuksesan tersebut adalah hasil dari usaha, kecerdasan, dan keahlian Anda. Anda juga bisa merayakan kesuksesan tersebut, misalnya dengan pergi makan bersama teman atau sekadar membeli barang yang Anda inginkan. Selain itu, berlatihlah menerima pujian dari orang lain, sehingga Anda bisa lebih menghargai setiap usaha dan kesuksesan yang Anda raih. Ingatlah bahwa setiap kesuksesan yang Anda raih memang layak untuk Anda dapatkan. Ingat juga bahwa Anda berada pada tempat Anda sekarang karena suatu usaha dan keputusan yang Anda buat, bukan sekadar karena keberuntungan atau kebetulan semata.