Self Efficacy

Self Efficacy (Efikasi Diri) dapat diartikan bahwa suatu keyakinan atau kepercayaan diri seseorang mengenai kemampuannya untuk mengorganisasi, melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, menghasilkan sesuatu dan mengimplementasi tindakan untuk mencapai kemampuan atau tujuan tertentu. Teori Self Efficacy (Efikasi Diri) pertama kali muncul pada tahun 1960 atas idenya Albert Bandura, seorang Profesor Psikologi Stanford dengan spesialisasi dalam Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Beliau memperkenalkan Self Efficacy (Efikasi Diri) sebagai salah satu proses untuk merealisasikan tujuan dalam teori kognitif sosial, sebuah teori belajar berdasarkan pengamatan tertentu. Self Efficacy dapat diartikan sebagai keyakinan diri seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki untuk mengontrol fungsi diri dan lingkungannya. Efikasi Diri menurut Santrock (2007) adalah kepercayaan seseorang atas kemampuannya dalam menguasai situasi dan menghasilkan sesuatu yang menguntungkan.

 

Ciri-Ciri Self Efficacy

Orang dengan rasa efikasi diri yang tinggi:

1. Mengembangkan minat yang lebih dalam pada kegiatan di mana mereka berpartisipasi.

2. Membentuk rasa dan komitmen yang lebih kuat terhadap minat dan aktivitas mereka.

3. Cepat pulih dari kegagalan, kemunduran dan kekecewaan.

4. Melihat masalah menjadi peluang dan sebagai tantangan dan tugas yang harus dikuasai.

 

Orang dengan rasa efikasi diri yang rendah:

1. Menghindari tugas yang sulit dan menantang

2. Memilki keyakinan bahwa tugas dan situasi sulit berada di luar kemampuannya

3. Selalu melihat pada kegagalan pribadi dan hasil yang negatif

4. Cepat kehilangan kepercayaan pada kemampuan pribadi

 

Fungsi Self Efficacy

Self-efficacy penting karena berperan dalam bagaimana perasaan seseorang tentang diri sendiri dan apakah akan berhasil mencapai tujuan hidup atau tidak. Konsep Self Efficacy menekankan peran pembelajaran observasional, pengalaman sosial, dan determinisme timbal balik dalam pengembangan kepribadian. Self Efficacy (Efikasi Diri) memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Kognitif. Efikasi diri pada proses kognitif seseorang sangat bervariasi, bahwa efikasi diri yang kuat akan mempengaruhi tujuan pribadinya. Semakin kuat efikasi diri, semakin tinggi tujuan yang ditetapkan oleh individu bagi dirinya sendiri dan yang memperkuat serta yang akan memperkuat suatu tujuan individu yaitu komitmen yang baik. Individu dengan efikasi diri yang kuat akan mempunyai cita-cita yang tinggi, mengatur rencana dan berkomitmen pada dirinya untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Fungsi Motivasi. Efikasi diri memainkan peranan penting dalam hal motivasi diri. Sebagian besar motivasi seseorang dibangkitkan secara kognitif. Individu memotivasi dirinya sendiri dan menuntun tindakan-tindakannya dengan menggunakan pemikiran-pemikiran tentang masa depan sehingga individu tersebut akan membentuk kepercayaan mengenai apa yang dapat dilakukannya. Individu juga akan mengantisipasi hasil-hasil dari tindakan-tindakan yang prospektif, menciptakan tujuan bagi dirinya sendiri dan merencanakan bagian dari tindakan untuk merealisasikan masa depan yang diinginkan.

3. Fungsi Afeksi. Efikasi diri akan mempunyai kemampuan coping individu dalam mengatasi besarnya stres dan depresi yang individu alami pada situasi yang sulit dan menekan, dan juga akan mempengaruhi tingkat motivasi individu tersebut. Efikasi diri memegang peranan penting dalam kecemasan, yaitu untuk mengontrol stres yang terjadi. Penjelasan tersebut sesuai dengan pernyataan Bandura bahwa efikasi diri mengatur perilaku untuk menghindari suatu kecemasan. Semakin kuat efikasi diri, individu semakin berani menghadapi tindakan yang menekan dan mengancam.

 

Hubungan Self Efficacy dengan Self Esteem

Self Esteem atau harga diri yang tinggi akan membangkitkan rasa percaya diri, penghargaan diri, rasa yakin akan kemampuan diri, rasa berguna serta rasa bahwa kehadirannya diperlukan didalam dunia ini. Sementara harga diri lebih terfokus pada merasakan bahwa seseorang benar-benar mampu, efikasi diri lebih terfokus pada implementasi dalam menghadapi tantangan. Self Esteem atau harga diri yang tinggi dapat meningkatkan rasa efikasi diri seseorang, sama seperti efikasi diri yang tinggi dapat berkontribusi pada rasa nilai atau nilai keseluruhan seseorang, tetapi keduanya merupakan hal yang berbeda dan terpisah.

 

Faktor yang Memengaruhi Self Efficacy

1. Pengalaman. Dengan memiliki pengalaman dalam melakukan hal tertentu dengan baik dan sukses, maka dapat membantu mengembangkan keyakinan pribadi yang lebih kuat. Dengan cara demikian maka secara tidak sadari telah mengajari diri sendiri bahwa telah mampu mempelajari hal baru dan melatih keterampilan untuk mengerjakan suatu hal yang baru. Jika yang dimiliki adalah pengalaman tentang kegagalan maka dapat mempengaruhi efek sebaliknya, namun jika dapat belajar dari kegagalan maka dapat meningkatkan Self Efikasi.

2. Model Peran Sosial. Dengan memperhatikan orang-orang tertentu dengan tingkat efikasi diri yang tinggi berhasil karena upayanya, maka dapat menginspirasi seseorang untuk percaya bahwa dia juga bisa berhasil. Ketika individu melihat panutannya atau seseorang lain berhasil dalam suatu proyek, maka akan timbul kecenderungan untulk mengambil beberapa atribut yang baik juga. Siapa pun dalam lingkungan dan berada dalam lingkaran hidup seseorang dapat menjadi panutan yang positif.

3. Pengalaman Imajinasi. Membayangkan dan berimajinasi bahwa diri berperilaku mencapai kesuksesan dalam situasi tertentu dapat membantu untuk membangun tingkat Efikasi Diri yang tinggi. Ketika individu membayangkan bahwa dirinya telah sukses, maka dapat menetapkan pikirannya untuk percaya bahwa kesuksesan adalah hasil yang diperoleh atas kemampuannya.

4. Kondisi Emosional dan Fisiologis. Seseorang dapat memilki asumsi bahwa akan berhasil dalam suatu tugas atau proyek tertentu berdasarkan apa yang dirasakan secara psikologis ataupun fisik. Maka selanjutnya akan timbul untuk belajar mengatur kecemasan dan suasana hati, terutama saat menghadapi tantangan, dsehingga apat membantu meningkatkan efikasi diri.

 

Membangun Self Efficacy

1. Role Model. Bertujuan untuk belajar dari rekan-rekan yang menjadi panutan, terutama jika perilaku baik mereka membawa mereka pada kessuksesan. Banyak orang mungkin telah mengalami panutan sejak usia muda. Misalnya, guru, orang tua, wali, atau saudara kandung mungkin telah memberikan contoh yang baik dalam pengasuhan seorang anak. Role atau peer modeling tidak hanya berlaku untuk anak-anak tetapi juga dapat diterapkan pada usia berapa pun.

2. Feedback. Mendapatkan umpan balik yang jelas dan ringkas dapat membantu Anda membangun efikasi diri yang tinggi. Misalnya, jika Anda seorang karyawan yang tidak mendapatkan umpan balik tentang pekerjaan Anda, Anda mungkin bingung apakah akan terus melakukan apa yang Anda lakukan atau jika Anda perlu mengubah sesuatu. Memeriksa dengan rekan kerja atau supervisor mungkin merupakan panggilan yang baik dalam situasi seperti itu.

3. Partisipasi. Partisipasi dalam lingkungan apa pun akan membuat seseorang lebih terlibat dan aktif. Bergantung pada bagaimana orang-orang yang dekat dalam merespons, maka dapat mengembangkan efikasi diri yang tinggi dengan mengajak orang lain untuk berpartisipasi. Misalnya, siswa yang lebih banyak berpartisipasi dalam lingkungan kelas cenderung belajar lebih banyak, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, dan mendapatkan kepercayaan diri.

4. Keputusan Sendiri. Buatlah pilihan dan keputusan sendiri. Tidak peduli memikirkan hasilnya, positif atau negatif, namun membuat pilihan dan keputusan sendiri akan memperkaya pengalaman. Hal ini akan mendorong untuk lebih bertanggung jawab dan membantu membangun Efikasi Diri yang makin tinggi.