Perbedaan Astronomi dan Astrologi

Astronomi merupakan ilmu yang mempelajari segala bentuk gejala langit dan tatanan langit yang tidak memiliki batas. Dari zaman dahulu ilmu astronomi telah berkembang pesat sebagi tuntutan terhadap kebutuhan hidup manusia dalam menandai peristiwa-peristiwa tertentu. Terdapat dua istilah yang sering digunakan manusia, yaitu astronomi dan astrologi (perbintangan). Istilah ini pada dasarnya memiliki pemaknaan dan penempatan yang berbeda dan tidak seharusnya jika dicampuradukan konteks pemakaiannya. Perbedaan antara astronomi dan astrologi yaitu:

Astronomi

Astrologi

Studi tentang alam semesta yang merupakan totalitas dari semua materi, energi, ruang dan waktu.

Ilmu perbintangan yang secara turun-temurun yang dikaitkan dengan kisah-kisah kehidupan rakyat.

Mempelajari kondisi fisik, kimiawi, dan evolusi benda-benda langit tanpa kaitan dengan nasib manusia saat ini.

Mempelajari pergerakan planet, bulan, matahari, dan bintang-bintang yang diyakini berkaitan dengan nasib manusia.

Contoh: bumi mengalami rotasi dan revolusi, penciptaan teleskop oleh Galileo Galilei, dan penemuan hukum gerak planet oleh Kepler.

Contoh: mitos tentang kaitan kemunculan komet dengan pergantian raja atau bencana atau kaitan gerhana dengan nasib calon bayi di kandungan.

 

Prinsipnya bila fenomena alam dikaitkan dengan nasib, itu pasti bukan ilmu astronomi, mungkin lebih sesuai sebagai ilmu astrologi. Ilmu astrologi tentang fenomena astronomi sering mengundang sensasi. Dengan makin mudahnya penyebaran informasi bila tanpa disertai rasionalitas berfikir, maka dapat menimbulkan polemik terhadap kehidupan dan keyakinan seseorang. Bahkan di negara maju sekali pun ramalan-ramalan bencana struktur kaidah kalimatnya membuat orang banyak yang panik. Sebagai contoh mengenai akan datangnya hari kiamat pada tanggal 12 bulan 12 tahun 2012. Pada tanggal ini suku maya memprediksi melalui perhitungan kalendernya mengenai akan tibanya hari kehancuran dunia. Ternyata itu hanya sebuah mitos yang tidak terbukti kejadiannya yang terjadi malah terdapat badai matahari yang hanya sedikit mempengaruhi sistem komunikasi di bumi ini. Untuk itu keyakinan dan ilmu pengetahuan merupakan modal yang sangat diperlukan bagi kita agar kita terhindar dari beritaberita yang sifatnya hanya sensasi belaka.

Jika ditinjau dari tafsir astronomi, terdapat tiga hal yang nyata sebagai pijakan dalam mengkaji sesuatu sebelum menyimpulkan dampak benda langit pada bumi yaitu:

1. Efek pasang surut (pasut) air laut sudah kita kenal sebagi akibat gravitasi bulan dan matahari yang menyebabkan air laut pasang dan surut secara periodik atau berkala.

2. Radiasi matahari berdampak besar pada bumi, baik dalam kaitannya dengan komunikasi radio maupun fenomena cuaca dan iklim. Bila ada peningkatan radiasi energi tinggi dari matahari, komunikasi radio gelombang pendek bisa terputus.

3. Pancaran partikel dari matahari berupa angin/badai matahari atau debu komet berdampak pada satelit-satelit yang mengorbit bumi. Planet-planet pun tidak memancarkan radiasinya sendiri. Radiasi dari planet-planet tergantung pancaran radiasi matahari. Demikian juga tidak ada pancaran partikel dari planet-planet yang mencapai bumi.

Jadi, sangat tidak beralasan untuk mengaitkan pengelompokan planet-planet dengan bencana di bumi. Sama halnya yang mengaitkan penampakan komet dan gerhana dengan nasib manusia. Sehingga seharusnya tidak ada pencampuran antara keduanya.